Sekadar catatan, intraday short selling secara umum merupakan salah satu bentuk short selling. Tetapi untuk intraday short selling, investor yang melakukan short selling mempunyai kewajiban untuk melakukan pembelian (tutup posisi short) pada akhir hari perdagangan atau di hari yang sama.
"Short selling ini juga sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh investor asing maupun lokal. Jadi kita harapkan bahwa dengan adanya short selling dan intraday short selling, kita dapat meningkatkan likuiditas transaksi juga. Jadi market kita menjadi lebih liquid dan lebih dalam," tutur Irvan.
Irvan mencontohkan pasar saham yang telah menerapkan short selling ini, turnover-nya disebut meningkat sekitar 2% sampai dengan 17%. Meski demikian, kata dia, dalam tahap awal nanti otoritas bursa belum akan menetapkan target yang terlalu muluk-muluk. Jika penerapan short selling telah dilakukan, pihaknya berharap kepada para pelaku pasar untuk belajar bersama-sama.
"Ini kita [harapkan] dapat meningkatkan transaksi bursa dengan adanya fasilitas intraday short selling ini."
Mekanisme Short Selling
Secara sederhana, short sell bermula ketika investor memiliki ekspektasi harga sebuah saham akan turun. Namun, investor ini tidak memiliki saham tersebut.
Karena tidak memilikinya, investor kemudian meminjam saham ke pihak lain seperti broker. Kemudian, ia memasang posisi jual untuk saham yang dipinjamnya itu.
Ketika harganya turun, investor kemudian membeli kembali saham tersebut. Selisih antara harga jual dengan harga beli itu yang menjadi keuntungan atas pertaruhan yang dilakukan investor tersebut.
Usai mendapat keuntungan, investor tersebut kemudian mengembalikan saham yang sebelumnya dipinjam.
(ibn/ain)