Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah mendekati lagi zona Rp 15.000/US$ di tengah penguatan valuta Asia yang terungkit data terbaru ketenagakerjaan Amerika. Pairing USD/IDR diperdagangkan di level 14.929 pada pukul 11:27, Rabu (5/4/2023), mengantar rupiah melemah 30 bps sebelum sesi perdagangan pagi berakhir.
Pelemahan rupiah terjadi di tengah kedigdayaan valuta Asia yang dipimpin oleh baht Thailand. Mata uang Negeri Gajah Putih itu menguat terungkit data inflasi Thailand yang melandai ke target bank sentral untuk pertama kali sejak akhir 2021.
Mata uang Asia juga terdongkrak sentimen dari data ketenagakerjaan Amerika yang memperlihatkan penurunan lapangan kerja. Itu menaikkan ekspektasi bahwa Federal Reserve, bank sentral AS, akan segera mengakhiri agresivitas kebijakan moneternya.
Menurut Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi, ada dua kemungkinan mengapa nilai tukar rupiah hari ini justru bergerak berbeda. "Pertama, konsolidasi teknikal. Kedua, tactical selling menjelang pengumuman data pasar tenaga kerja AS," jelasnya.

Dolar AS melemah karena data ketenagakerjaan dan penurunan yield US Treasury seiring perkiraan pasar akan melunaknya kebijakan bunga Fed, itu mendukung selera berinvestasi pemodal terhadap aset-aset yang secara tradisional dinilai lebih berisiko seperti aset di pasar negara berkembang, menurut Christopher Wong, FX Strategist OCBC di Singapura, seperti dilansir Bloomberg News, Rabu (5/4/2023).
Dalam pernyataannya, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester menyebut, pemegang kebijakan seharusnya mengerek bunga acuan di atas 5% tahun ini dan menahannya di level yang lama untuk menjinakkan inflasi.
Indeks MSCI Valuta Emerging Market naik 0,1% ke posisi 1.690. Berikut pergerakan mata uang Asia pada pukul 11:55 waktu Singapura:

-
dengan bantuan laporan Chester Yung dari Bloomberg News
(rui)