Logo Bloomberg Technoz

BMKG Wanti-Wanti El Nino yang Berkepanjangan, Ini Dampaknya

Dinda Decembria
26 June 2024 18:00

Ilustrasi El Nino. (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi El Nino. (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya pengamatan sistem kebumian yang sistematis menghadapi perubahan iklim. 

Dicontohkan Dwikorita, informasi mengenai fenomena El Nino yang menyebabkan kenaikan panas laut yang meluas di Pasifik tropis bagian timur merupakan hasil pengamatan kebumian sistematis yang didukung juga oleh pemantauan satelit. 

Selain itu, prediksi Food and Agriculture Organization (FAO) mengenai ancaman krisis pangan pada tahun 2050 mendatang juga merupakan hasil dari pengamatan kebumian yang sistematis secara global, nasional, dan lokal. Singkatnya, tambah dia, pengamatan sistematis tersebut, memungkinkan seluruh negara di dunia untuk melakukan analisis dan prediksi lebih lanjut.

"Analisis masa lalu merupakan cara untuk memvalidasi dampak dari peningkatan suhu yang berlangsung dan kondisi Bumi kekinian. Selanjutnya, pada analisisi lebih lanjut yang didasarkan pada data pengamatan sistematis dapat diketahui bahwa ternyata perubahan iklim memberi tekanan pada sumber daya air yang sudah langka, menghasilkan hotspot air. Nah, hal ini dapat ditangkap dan dianalisis lagi berdasarkan pengamatan sistematis," paparnya.

Dampaknya

Epidemiolog yang juga ahli kesehatan, Dicky Budiman mengutarakan dampak dari el nino yang pasti berkurangnya air bersih, terutama di waduk atau sumber mata air lainnya.