Namun, meski menggunakan rentang tertinggi, dana segar yang diperoleh tetap lebih sedikit dibanding rencana awal ketika perusahaan masih mengincar dana segar antara Rp 14,8 triliun hingga Rp 15,1 triliun dengan melepas 18% emisi.
Trimegah Bangun Persada akan menggunakan dana hasil IPO diantaranya untuk sejumlah rencana sebagai berikut.
- Sekitar 8,4% akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya.
- Sekitar 9,4% akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Dwimuria Investama Andalan.
- Sekitar 23,6% akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Limited dan PT Bank OCBC NISP Tbk.
- Sekitar 1,4% akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang outstanding Fasilitas Term Loan 1 dan Fasilitas Term Loan 3 kepada OCBC NISP.
- Sekitar 3,3% akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure).
- Sekitar 50,4% untuk keperluan Entitas Anak dan Entitas Asosiasi yang akan disalurkan melalui setoran modal dan pinjaman.
- Sisanya sekitar 3,5% akan digunakan untuk modal kerja (working capital).
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek perseroan telah menunjuk PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Pencatatan saham atau listing grup bisnis Harita Nickel dijadwalkan pada 12 April 2023. Berikut daftar lengkap penjadwalan proses IPO NCKL terbaru:
- Penawaran umum perdana saham 5 April hingga 10 April 2023
- Penjatahan 10 April 2023
- Distribusi saham secara elektronik 11 April 2023
- Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) 12 April 2023
(dhf/wep)