Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria menegaskan proses pemulihan server PDNS 2 yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur, terus berlangsung. Tercatat 44 data kementerian lembaga (K/L) hasil migrasi sudah pulih. Sisanya, sekitar 238 lain masih dalam proses pemulihan.
“Kita sudah identifikasi sekitar 44 yang dalam proses, bisa langsung up (sistem layanan publik) karena memiliki backup, 238 masih dalam monitoring,” papar Nezar.
Nezar mengutip pernyataan Hinsa Siburian sebelumnya bahwa PDNS telah menghimpun 282 data dari K/L hingga pemerintah daerah. Ia juga percaya bahwa 238 data lembaga pemerintah sisanya tidak terlalu berdampak dari aksi peretasan grup ransomware Brain Chiper.
Bagi Nezar, pihaknya belajar banyak dari aksi peretasan demi mewujudkan sistem terbaik dalam meminimalisir celah peretasan, sambil melakukan upaya mitigasi lanjutan guna menghadapi berbagai kemungkinan buruk di masa yang akan datang.
“Kita berharap pemulihannya bisa lebih cepat dan melakukan migrasi data pemulihannya karena ransomware itu dia encrypt (enkripsi) data,” papar dia.
Meski terbukti server PDNS 2 telah disusupi grup peretas ransomware, ia menegaskan bahwa Indonesia telah memiliki pedoman keamanan siber, baik melalui peraturan pemerintah atau standar keamanan dari lembaga siber Indonesia.
“Tetapi tentu saja yang namanya upaya untuk meretas, menciptakan virus, mengganggu, dan segala macam itu kan terus terjadi,” papar dia.
Nezar menukil data World Economic Forum yang menyebutkan bahwa keamanan siber merupakan salah satu dari 5 Top Global Risk, sehingga seluruh negera termasuk Indonesia menaruh perhatian serius akan hal tersebut.
(fik/wep)