Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan laba bersih sebesar Rp578,6 miliar sepanjang 2023. Angka tersebut mengalami penurunan 40,3% dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp968,7 miliar.

Penurunan laba tersebut sejalan dengan turunnya pendapatan BEI sebesar 14% menjadi Rp2,49 triliun dibandingkan periode 2022 yang tercatat sebesar Rp2,91 triliun.

Disaat yang bersamaan, BEI justru mencatatkan kenaikan beban sebesar 7,6% dari tahun sebelumnya menjadi Rp1,82 triliun. Kenaikan beban tersebut dikontribusikan oleh naiknya beban gaji dan tunjangan mencapai 30,7%. 

Beban gaji dan tunjangan itu naik 19,1% menjadi Rp767,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.  Secara terperinci, beban gaji naik 3,1% jadi Rp179,42 miliar. Kemudian, tunjangan pajak naik mencapai 71% menjadi Rp161,73 miliar dan tunjangan lainnya melonjak 13,5%.

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloombereg Technoz/ Andrean Kristianto)

"Kenaikan ini terutama berasal dari adanya implementasi PMK 66 tahun 2023 yang menjadikan kenaikan tunjangan pajak perusahaan sebesar 71% jadi dari gaji ini yang paling besar adalah kenaikan tunjangan pajak," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers secara daring, Rabu (16/6/2024).

Meski begitu, Iman mengklaim bahwa kenaikan beban gaji dan tunjangan tersebut masih lebih kecil dibandingkan catatan beban selama 2 tahun sebelumnya, yang naik hingga 15%.

"Ini juga masih lebih rendah dibandingkan dengan bursa ASEAN lainnya seperti bursa Thailand, bursa Malaysia dan Singapura yang masih rata-rata diangka 40-50%," ujar Iman.

Sementara itu, BEI mencatat sepanjang tahun berjalan 2024 jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 13 juta single investor identification (SID) dengan pertumbuhan lebih dari 863 ribu SID. Sementara itu jumlah investor saham Indonesia telah mencapai 5,7 juta SID.

(ibn/dhf)

No more pages