Selain itu, lanjut Panji, perdagangan ETF Bitcoin Spot di sepanjang pekan lalu ditutup dengan arus keluar (net sell) mencapai sebesar US$544,1 juta. Investor institusi, yang berhati-hati terhadap volatilitas pasar dan ketidakpastian peraturan serta regulasi, menyesuaikan posisi mereka dalam produk investasi terkait Bitcoin.
Bitcoin tengah menghadapi tekanan jual yang amat signifikan hingga menyebabkan kejatuhan 18,14% dari harga tertinggi sepanjang masa (all time high/ath) di US$73.750, sekaligus menyentuh level terendah bulanan di US$58.438.
Demikian pula, kapitalisasi pasar aset kripto keseluruhan anjlok 18,77% dari level tertinggi tahunan yang sempat menyentuh US$2,72 triliun pada Maret 2024 kala itu.
Mengutip data CoinMarketcap, sejumlah aset kripto mulai bangkit. Adapun kenaikan tertinggi terjadi pada Notcoin NOT dengan menguat 11,25% dalam 24 jam, dan masih melemah 0,98% dalam sepekan perdagangan menuju harga US$0,01585.
dogwifhat WIF ada di posisi kedua pada deretan aset kripto yang mulai rebound, adapun kenaikannya mencapai 8,42%, dan secara sepekan masih ambruk 3,88% pada harga US$2,02.
Menyusul PEPE dengan kenaikan 6,44% dalam 24 jam, dan sudah melonjak 6,34% dalam sepekan perdagangan di harga US$0,00001245.
Saat tulisan ini dibuat, Bitcoin tengah parkir pada level US$61.569 (Rp1,01 miliar) dengan mulai melaju di zona hijau dalam 24 jam, menguat 0,95%. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga terangkat ke kisaran US$1,21 triliun.
Secara teknikal, Panji menganalisis, Bitcoin berhasil kembali naik di atas support potensial US$60.000 dan menunjukkan potensi penguatan terbatas menuju US$62.000.
Namun, jika kembali melemah hingga gagal bertahan di atas support US$60.000, Bitcoin dapat turun ke area support berikutnya di level US$57.000.
Saat ini, Bitcoin dengan indikator Stochastic yang rebound dari area oversold, sementara histogram MACD menunjukkan momentum bearish terbatas. Panji melanjutkan dalam riset terpisah, “support: US$60.000, dan resistance: US$64.000.”
Sebelum menutup perdagangan Juni 2024 sekaligus jelang penutupan kuartal kedua 2024, harga Bitcoin dan Ethereum menghadapi kemerosotan selama beberapa minggu. Setelah sebelumnya mengalami kenaikan besar-besaran sejak September 2023 silam.
Menurut data Coinglass, pada kuartal pertama 2024 Bitcoin ditutup naik 68,68%. Sementara, menjelang penutupan kuartal dua Bitcoin masih anjlok 15,79%.
Sentimen Aset Kripto Pekan Ini
Pasar aset kripto bersama dengan pasar keuangan yang lebih luas dengan sabar menunggu data ekonomi utama minggu ini.
Data Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index, dan PCE Inti AS akan diawasi dengan ketat oleh para pengamat pasar aset kripto, untuk mencari petunjuk mengenai tekanan inflasi saat ini.
Secara tahunan, PCE diperkirakan akan melambat menjadi 2,6% yoy di Mei dari 2,7% yoy di bulan sebelumnya. Selain itu, PCE Inti AS juga diperkirakan turun menjadi 2,6% yoy dari sebelumnya 2,8%YoY pada April.
Adapun jika nantinya data PCE yang terbit lebih tinggi dari ekspektasi pasar, hal ini dapat menyebabkan penurunan harga aset kripto karena investor mengantisipasi kenaikan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve, juga suku bunga di level tidak berubah pada level tertinggi selama lebih dari dua dekade. Ini merupakan level yang telah mereka pertahankan selama hampir satu tahun.
"Sebaliknya, jika data PCE lebih rendah dari ekspektasi pasar, ini dapat meningkatkan harga aset kripto karena investor berharap suku bunga tetap rendah, meningkatkan likuiditas dan kepercayaan untuk berinvestasi dalam aset berisiko seperti aset kripto," pungkas Panji.
(fad/wep)