Bitcoin Mulai Bangkit ke US$61.554, Efek Data Inflasi AS
Muhammad Julian Fadli
26 June 2024 13:57
Bloomberg Technoz, Jakarta - Bitcoin mulai pulih dari tekanan terbesar dalam lebih dari sebulan hingga ambles ke bawah US$60.000, sebuah indikasi awal dari volatilitas yang akan datang saat investor mencerna data-data ekonomi terbaru Amerika Serikat yaitu inflasi yang masih jauh di atas target Federal Reserve di 2%.
Mata uang aset kripto terbesar ini perlahan menanjak, dengan kenaikan 0,95% menjadi US$61.554 (Rp1,01 miliar) pada pukul 13.53 siang waktu Indonesia Rabu (2/6/2024), setelah melonjak hingga 4,4% lebih awal dari titik terendahnya.
Koin-koin aset kripto lain yang kecil seperti Notcoin NOT, PEPE, dan dogwifhat WIF meraih kenaikan lebih dari 10%.
Riset analis Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan bahwa ingkat inflasi yang tinggi mempengaruhi ekspektasi pasar mengenai kebijakan moneter The Fed, sehingga berdampak pada penilaian aset di pasar kripto.
“Meskipun data CPI baru-baru ini menunjukkan sedikit penurunan inflasi, kekhawatiran mengenai tingkat inflasi yang kembali mengingat masih di atas target Federal Reserve di angka 2%,” mengutip riset yang diterbitkan, Rabu (26/6/2024).