Logo Bloomberg Technoz

BASF-Eramet Cabut, 2 Proyek Nikel Lebih Besar Ngantre di Weda Bay

Dovana Hasiana
26 June 2024 13:15

Logo BASF SE terpampang di spanduk di luar kantor pusat perusahaan di Ludwigshafen, Jerman, Selasa (26/2/2019). (Alex Kraus/Bloomberg)
Logo BASF SE terpampang di spanduk di luar kantor pusat perusahaan di Ludwigshafen, Jerman, Selasa (26/2/2019). (Alex Kraus/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan terdapat 2 smelter nikel berbasis high pressure acid leaching (HPAL) yang sedang dibangun di Teluk Weda, Maluku Utara; terlepas dari hengkangnya 2 investor Eropa —BASF SE dan Eramet SA — di proyek Sonic Bay.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto tidak menjelaskan dengan lengkap mengenai kelanjutan proyek Sonic Bay usai ditinggal BASF dan Eramet awal pekan ini.

Namun, Seto memastikan terdapat 2 smelter HPAL yang sedang dibangun dengan kapasitas dua kali lebih besar dibandingkan dengan proyek Sonic Bay yang sedianya digarap kedua korporasi Eropa itu.

“Di Weda Bay sekarang ada 2 [smelter] HPAL yang sedang dibangun dengan kapasitas dua kali lebih besar dari proyek BASF dan Eramet,” ujar Seto kepada Bloomberg Technoz, dikutip Rabu (26/6/2024).

Smelter nikel./Bloomberg- Cole Burston

Sebagai gambaran, Sonic Bay sendiri merupakan smelter nikel/kobalt berbasis HPAL yang pada awalnya dirancang untuk memproses sebagian bijih dari tambang Weda Bay Nickel demi menghasilkan produk antara nikel dan kobalt.