Logo Bloomberg Technoz

Saat di hubungi, Direktur Utama PT JTT Rudi Kurniadi menolak berkomentar, sekaligus mengatakan bahwa aksi korporasi tersebut merupakan wewenang induknya, JSMR. Pihak manajemen JSMR juga belum memberikan komentar.

Sementara, pada akhir Maret lalu, Sekretaris Perusahaan JSMR Lisye Octaviani tak menampik bahwa perseroan kini juga tengah mencari investor untuk memiliki konsesi di tol Trans Jawa, meski tak mengungkap identitas calon investor tersebut lantaran ada perjanjian kerahasiaan atau confidentiality agreement.

"Saat ini masih berjalan dan dipersiapkan dengan matang melalui proses diskusi dan finalisasi yang seksama dengan calon mitra strategis," ujar Lisye.

Hanya, Lisye memastikan bahwa perseroan akan mencari mitra strategis yang dapat berdampak terhadap kinerja dan mampu memberikan nilai investasi jangka panjang di aset tol Transjawa.

"Kami targetkan dapat selesai pada semester I-2024," ujar dia.

Adapun, MTPC sendiri merupakan perusahaan tol terbesar di Asia Tenggara, yang juga terafiliasi oleh konglomerat salim group melalui kepemilikan saham perusahaan investasi, Hong Kong First Pasific.

Berdasarkan laman resminya, MTPC juga menggenggam dua raksasa perusahaan infrastruktur to; di Asia Tenggara, yakni PT Nusantara Infrastruktur Tbk (META) sebesar 76,31%, dan 44,9% saham di CII Bridges & Roads, Vietnam.

Di Indonesia, MPTC juga telah mengakuisisi 40% PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (PT JJC) yang juga memiliki aset Tol Jalan Layang Syeikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) senilai Rp4 triliun, melalui entitas usaha PT Marga Utama Nusantara (MUN).

MUN sendiri juga merupakan entitas usaha META milik salim, yang saham juga dimiliki oleh Metro Pasific Tollways (MPT) Indonesia sebesar 76,3%.

(ibn/dhf)

No more pages