Logo Bloomberg Technoz

Penjelasan Fiskal Tim Prabowo Belum Cukup, Pasar Soroti Utang

Azura Yumna Ramadani Purnama
26 June 2024 10:10

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) menyebut bahwa penjelasan rencana belanja fiskal oleh Tim Presiden Terpilih Prabowo Subianto masih belum cukup, sebab pasar masih mengkhawatirkan persoalan lebih krusial yakni, utang jatuh tempo yang jumbo pada 2025.

Ekonom sekaligus Wakil Ketua INDEF Eko Listiyanto menjelaskan sentimen negatif yang akhir-akhir ini dipicu rencana fiskal Prabowo Subianto masih belum cukup menenangkan pasar, meskipun Tim Sinkronisasi yang ditunjuk Prabowo telah mengklarifikasi dan menegaskan akan menjaga defisit anggaran di bawah batas 3%.

Sebab, utang jatuh tempo pada tahun 2025 akan mencapai Rp800,33 triliun. Dengan demikian, timbul kekhawatiran akan melebarnya defisit akibat risiko pengelolaan APBN yang tidak kredibel saat utang jatuh tempo menjulang tinggi.

“Namun itu tidak cukup, bagi seorang pelaku ekonomi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah cermin bagaimana nanti ekonomi kedepan. Kalau kemudian ada tren bahwa ini tahun depan pembayaran utang jatuh tempo tinggi, ini yang juga menantang APBN. Dalam kondisi utang jatuh tempo naik kemudian pelebaran defisit,” ujar Eko dalam Seminar Nasional INDEF, Senin (25/6/2024).

Eko berpandangan, seharusnya saat defisit melebar maka mendanakan pertumbuhan ekonomi akan ekspansif dan tumbuh positif. Namun menurutnya yang terjadi justru berbeda, pasar justru menolak atas rencana pelebaran defisit anggaran tersebut.