Logo Bloomberg Technoz

RI Diminta Lobi BASF-Eramet Agar Batal Hengkang dari Sonic Bay

Dovana Hasiana
26 June 2024 10:00

Fasilitas pemrosesan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, Rabu (8/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Fasilitas pemrosesan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, Rabu (8/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Pakar energi Universitas Indonesia (UI) Iwa Garniwa menilai pemerintah bisa melakukan negosiasi dengan Eramet SA dan BASF SE, menyusul pernyataan resmi kedua investor asal Eropa tersebut untuk hengkang dari megaproyek smelter nikel hidrometalurgi Sonic Bay di Teluk Weda, Maluku Utara.

Iwa, yang juga merupakan Rektor Institut Teknologi PLN itu mengatakan, pemerintah juga bisa mencari tahu ihwal penyebab hengkangnya kedua investor tersebut.

“[Pemerintah bisa] negosiasi agar tidak mundur, dicari jalan tengah. Cari tahu mengapa mundur, lalu dilakukan negosiasi,” ujar Iwa kepada Bloomberg Technoz, dikutip Rabu (26/6/2024).

Sejalan dengan itu, Iwa berpendapat pemerintah juga bisa meyakinkan kedua investor tersebut, khususnya mengenai kepastian hukum di Indonesia.

Dalam kaitan itu, Iwa mencurigai salah satu faktor hengkangnya investor dalam proyek senilai US$2,6 miliar (sekitar Rp42,64 triliun asumsi kurs saat ini) terjadi karena ketidakpercayaan terhadap Indonesia, termasuk soal kepastian hukum.

BASF Jerman (Sumber: Bloomberg)