Logo Bloomberg Technoz

Kronologi BASF-Eramet Campakkan Nikel Sonic Bay Andalan Bahlil

Dovana Hasiana
26 June 2024 09:20

Silo penyimpanan di pabrik kimia BASF SE di Ludwigshafen, Jerman, Selasa, (25/4/2023). (Alex Kraus/Bloomberg)
Silo penyimpanan di pabrik kimia BASF SE di Ludwigshafen, Jerman, Selasa, (25/4/2023). (Alex Kraus/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Megaproyek smelter nikel hidrometalurgi Sonic Bay di Teluk Weda, Maluku Utara, resmi ditinggalkan kedua investornya dari Eropa, yakni BASF SE dan Eramet SA.

Kabar tersebut pertama kali terdengar usai BASF mengunggah pernyataan resmi untuk mundur dari proyek senilai US$2,6 miliar (sekitar Rp42,64 triliun asumsi kurs saat ini) itu awal pekan ini.

“Setelah melakukan evaluasi menyeluruh, kami menyimpulkan bahwa kami tidak akan melaksanakan proyek pemurnian nikel-kobalt di Teluk Weda,” tulis BASF SE dalam pernyataannya, dikutip Rabu (26/5/2024).

Selang beberapa waktu, Eramet juga mengumumkan untuk mundur dari proyek penghiliran nikel untuk bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) tersebut.

Namun, perusahaan asal Prancis tersebut menyatakan mesih terbuka pada investasi potensial dari rantai nilai baterai nikel di Indonesia.

Mesin reclaimer roda ember menggali tanah di pabrik feronikel Eramet SA di Noumea, Kaledonia Baru./Bloomberg- Madelene Pearson