Di pasar swap, ekspektasi penurunan bunga The Fed sebesar 25 bps pada September turun tipis jadi 59,3% pagi ini, dari tadinya hampir 62%. Begitu juga potensi penurunan kedua sebesar 25 bps pada Desember, juga turun tipis jadi 43,9%.
Kesemua lanskap itu kemungkinan akan membatasi peluang penguatan rupiah hari ini. Sinyal dari pasar offshore memperlihatkan, rupiah forward kembali tertekan ke rentang Rp16.412-Rp16.420/US$ pada pukul 07:10 WIB.
Sementara di pasar Asia pagi ini, beberapa valuta terlihat dibuka melemah seperti won Korea yang melemah 0,33% di awal perdagangan, begitu juga baht Thailand yang tergerus 0,05%. Pergerakan itu menyiratkan irama yang mungkin akan diikuti oleh rupiah hari ini.
Secara teknikal nilai rupiah juga menunjukkan potensi pelemahan dengan koreksi terbatas di antara area Rp16.380-Rp16.400/US$, dengan support terkuat di Rp16.450/US$.
Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada level Rp16.350/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat menguat ke level Rp16.300/US$.
Selama nilai rupiah bertengger di atas Rp16.380/US$, maka masih potensi pelemahan masih terbuka. Sebaliknya, bila terjadi penguatan hingga di bawah Rp16.300/US$ dalam tren jangka menengah, maka nilai rupiah berpotensi terus menguat hingga menuju Rp16.220/US$.
Sinyal bullish surat utang
Lelang pasar Surat Utang Negara (SUN) yang digelar oleh pemerintah kemarin mencatat animo yang tinggi dari pelaku pasar. Incoming bids naik lebih dari 30% dibanding lelang sebelumnya, mencapai Rp56,38 triliun.
Ini menandai kembalinya minat berinvestasi pemilik modal di pasar surat utang domestik pasca kekhawatiran terhadap prospek fiskal mereda.
Analis memperkirakan, momentum lelang ini menjadi sinyal dimulainya momentum bullish pasar surat utang yang akan mendapatkan konfirmasi lebih lanjut bila data inflasi PCE Amerika pada Jumat nanti menggembirakan pasar.
Bila konsensus pasar yang memperkirakan inflasi PCE inti melemah ke 0,1% secara bulanan dan 2,6% secara tahunan terwujud, maka pasar akan semakin optimistis dengan ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed tahun ini.
"Bila data inflasi PCE sesuai perkiraan, kami memprediksi INDOGB tenor panjang dan menengah akan mencatat bullish minggu depan," kata tim Fixed Income research Mega Capital Sekuritas.
(rui)