Dengan begitu, Isa mengungkapkan enam arah kebijakan yang akan ditempuh pemerintah mendatang untuk mengatasi tantangan tersebut.
Pertama, melanjutkan upaya perbaikan pensasaran perlinsos agar lebih tepat sasaran. Kedua, mendorong konvergensi dan komplementaritas program perlinsos untuk menyasar Kelompok Penerima Manfaat (KPM) yang sama pada sekitar garis kemiskinan.
Ketiga, meningkatkan efektivitas desain dan implementasi perlinsos. Keempat, mendorong percepatan graduasi dari kemiskinan. Kelima, memperkuat perlinsos sepanjang hayat untuk mengantisipasi penuaan populasi penduduk.
Terakhir, mendorong skema prioritas perlinsos agar lebih adaptif untuk mengantisipasi terjadinya krisis.
“Jadi manakala graduasi itu terjadi, tentunya mereka perlu didukung dalam bentuk lain, tidak kami biarkan mereka bagian dari yang mendapatkan bansos misalnya, kemudian perlinsos sepanjang hayat untuk mengantisipasi aging population yang sudah menjadi issue negara,” ungkas Isa.
Sebagai informasi, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mematok anggaran perlinsos atau populer disebut bansos untuk tahun pertama Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto sebesar Rp496,9 triliun hingga Rp513 triliun.
“Anggaran Perlinsos pada tahun 2025 berkisar Rp496,9 triliun sampai dengan Rp513 triliun,” ujar Bendahara Negara.
Padahal, besaran alokasi perlinsos pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 tercatat sebesar Rp496,8 triliun. Dengan begitu, besaran anggaran perlinsos itu terdapat kenaikan sebesar Rp16,2 triliun jika dibandingkan dengan anggaran tahun sebelumnya.
(azr/lav)