"Namun, insiden ini masih dapat berdampak signifikan terhadap sentimen terhadap industri baterai EV, dan menunjukkan mengapa kita perlu mengembangkan teknologi untuk baterai yang lebih aman."
Bahkan ketika pemasok baterai Korea--LG Energy Solution Ltd, SK On Co, dan Samsung SDI Co--memimpin dalam pembuatan sel tenaga listrik global, mereka kesulitan untuk menyebarkan sistem penyimpanan energi (ESS) di seluruh negeri karena serangkaian kebakaran.
Meskipun pemerintah telah memperkenalkan peraturan yang lebih ketat, kecelakaan yang sering terjadi telah memperlambat pemasangan ESS, yang sangat penting dalam membantu membuat tenaga surya dan angin lebih dapat diandalkan dan ada di mana-mana.
Kebakaran terkait baterai juga menimbulkan risiko yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir karena berbagai negara beralih dari bahan bakar fosil dan memperluas penggunaan energi bersih dan kendaraan.
Meningkatnya permintaan telah meningkatkan jumlah produsen baterai di seluruh dunia, dengan kebakaran yang terjadi di mana-mana mulai dari Amerika Serikat hingga Australia.
Pemerintah Korea Selatan menanggapi kebakaran terbaru dengan membentuk gugus tugas lintas pemerintah, termasuk para ahli sipil, untuk menghasilkan perbaikan mendasar pada langkah-langkah keselamatan kebakaran, kata KBS World dalam sebuah laporan pada Selasa (25/6/2024).
Berita tentang ledakan di Korea Selatan menunjukkan pentingnya keselamatan dalam industri ini seiring dengan perkembangannya, kata Robin Zeng, ketua Contemporary Amperex Technology Ltd.
Ia menambahkan bahwa ia khawatir dengan banyaknya pemain di sektor ini berarti beberapa di antaranya tidak memiliki teknologi untuk menyelesaikan masalah keselamatan mereka.
"Ketika jutaan orang menggunakan baterai, jika baterai tidak cukup aman, maka akan menimbulkan banyak masalah," ujarnya dalam acara Forum Ekonomi Dunia di Dalian, China pada Selasa.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 10:30 pagi Senin di pabrik berlantai tiga di Hwaseong, sekitar 45 kilometer (28 mil) selatan Seoul. Sebagian besar korban adalah pekerja migran dari China.
Saham S Connect Ltd--yang memiliki 96% saham Aricell, tempat terjadinya kebakaran, anjlok 23% pada Senin.
(bbn)