Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kecemasan para pelaku investor terkait prospek fiskal Indonesia di bawah pemerintahan baru Presiden terpilih Prabowo Subianto telah mereda sejurus dengan penegasan komitmen kesinambungan kebijakan ke depan, terutama terkait defisit APBN dan rasio utang.

Meredanya kekhawatiran itu menarik lagi selera berinvestasi para investor ke pasar domestik. Sampai siang ini, pergerakan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) terlihat melandai di hampir semua kurva.

Yield SBN 10Y turun 1,5 bps ke 7,077%. Imbal hasil tenor ini sempat menyentuh 7,20% ketika kecemasan investor memuncak dan menjatuhkan nilai rupiah. Tenor lebih pendek yaitu 2Y dan 5Y juga turun ke 6,736% dan 7,012%.

Sementara kurs dolar AS di pasar semakin turun ke Rp16.378. Itu menjadi nilai rupiah terkuat setidaknya dalam empat hari perdagangan terakhir.

Kembalinya investor ke pasar surat utang RI terjadi ketika aksi jual di pasar saham masih berlangsung. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus 18 poin, melemah 0,25% sampai jelang penutupan pasar hari ini.

Mengacu data Kementerian Keuangan, para investor asing masih membukukan posisi jual bersih pada 21 Juni lalu senilai US$28,1 juta dari pasar SBN. Sedangkan dari bursa saham, asing mencatat jual bersih senilai US$2,29 juta pada 24 Juni.

Investor asing beralih memburu obligasi negara di Korea Selatan senilai US$492,3 juta pada 21 Juni. Juga, memborong US$137,1 juta obligasi negara India pada tanggal yang sama.

Dengan kini kecemasan sirna, meski mungkin temporer, ada peluang asing juga akan kembali masuk ke pasar memborong SBN.

Sukuk global

Hari ini, pemerintah menggelar lelang SUN dengan target emisi Rp22 triliun melalui dua seri tenor pendek SPN dan lima seri Fixed Rate (FR).

Hasil lelang baru akan diumumkan setelah pasar tutup pukul 16.00 WIB nanti.

Hari ini juga pemerintah memulai masa penawaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) berdenominasi dolar Amerika alias sukuk global.

Sukuk global ditawarkan pemerintah dalam tiga pilihan tenor yaitu tenor 5Y yang jatuh tempo 2 Juli 2029, ditawarkan dengan imbalan 5,4%. 

Kemudian tenor 10Y, jatuh tempo 2 Juli 2034, menawarkan imbalan di kisaran 5,5%. Terakhir, adalah sukuk (green bond) bertenor 30Y yang jatuh tempo 2 Juli 2054, ditawarkan dengan imbalan 5,8%.

Sukuk global yang dijual itu memiliki peringkat Baa2 (stable) dari Moody's, lalu BBB (stable) dari S&P dan BBB (stable) dari Fitch Ratings.

(rui)

No more pages