Logo Bloomberg Technoz

INDEF: Program Makan Gratis Bebani Fiskal, Sebaiknya Ditunda

Azura Yumna Ramadani Purnama
25 June 2024 14:22

Siswa makan siang bersama saat simulasi program makan siang di SMPN 2 Curug, Kab. Tangerang, Kamis (29/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Siswa makan siang bersama saat simulasi program makan siang di SMPN 2 Curug, Kab. Tangerang, Kamis (29/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis akan membebani fiskal.

Direktur Eksekutif INDEF Esther Dwi Astuti mengatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis membuat tambahan anggaran baru yang pada tahun sebelumnya tidak masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal itu tentu menggeser alokasi anggaran lain jika tidak dibarengi dengan penambahan penerimaan negara.

“Pasti [bebani fiskal]. Ini harus dihitung lagi harus evaluasi kebijakan itu. Kalau bagus didorong kalau setelah dievaluasi tidak punya dampak atau kecil, sementara ada program prioritas yang lain, [maka] ini harus di-pending dulu,” kata Esther saat ditemui awak media setelah Seminar Nasional INDEF, Selasa (25/6/2024).

Ia menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis perlu dievaluasi secara berkala apabila benar akan dijalankan, sebab jika program tersebut tidak memiliki dampak pada perekonomian maka pemerintah perlu menunda atau memberhentikan program tersebut.

Sebab menurutnya, anggaran program itu yang sebesar Rp71 triliun tidak dapat mencakup banyak siswa. Berdasarkan perhitungannya, dengan asumsi satu tahun 365 hari, besaran makan siang gratis sebesar Rp15.000, dan frekuensi pemberian satu kali per hari maka program tersebut hanya bisa mencakup 12.658 anak.