Logo Bloomberg Technoz

"Kedepan, dalam mengembangkan bisnisnya BRI akan terus mengikuti journey digitalisasi ataupun pola transaksi nasabah dan juga masyarakat Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi kartu ATM fisik terus menyusut, dan terus terjadi sampai dengan Mei 2024. Adapun nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM fisik, atau kartu debit drop 5,41% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi hanya Rp615,18 triliun.

Berseberangan dengan tren penyusutan pengguna yang menggunakan kartu ATM fisik, transaksi digital banking berhasil mencetak kenaikan signifikan hingga Rp5.570 triliun, tumbuh double digit mencapai 10,82% yoy.

Kemudian, nilai transaksi uang elektronik juga melesat 35,2% yoy mencapai Rp92,79 triliun.

Seiring dengan pesatnya transaksi digital perbankan, yang juga didorong oleh BI dalam akselerasi digitalisasi, prestasi nilai transaksi melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) juga melonjak mencapai triple digit, menyentuh 213,31% yoy dan jumlah pengguna yang mencapai 49,76 juta, serta jumlah merchant 32,25 juta. Sementara itu, transaksi digital perbankan lainnya, seperti BI-RTGS naik 0,16% yoy menyentuh Rp14.557 triliun, dan BI-FAST tercatat senilai Rp701,61 triliun atau tumbuh 53,08% yoy.

"Kinerja ekonomi dan keuangan digital tetap kuat berkat sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal," papar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers usai Rapat Dewan Gubernur BI pada Kamis (20/6/2024).

Pada sisi infrastruktur, keandalan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) juga berhasil terjaga dengan baik, didukung oleh interkoneksi yang semakin luas dalam struktur industri. Kelancaran ini juga didukung oleh kondisi likuiditas dan operasional yang memadai.

Seiring dengan dropnya nilai transaksi menggunakan kartu ATM, termasuk debit, dan bergesernya kebiasaan dari kartu fisik ke transaksi digital, banyak ATM dari perbankan besar di Indonesia yang tutup. Dengan demikian, jumlah ATM yang disediakan bank juga semakin berkurang.

Jumlah ATM Tersedia Desember 2022 Desember 2023 Jumlah ATM Tutup
Bank BNI 16.125 13.390 2.735
Bank BRI 13.863 12.263 1.600
Bank CIMB Niaga 4.207 3.893 314
Bank Danamon 1.408 1.255 153
Bank Mandiri 13.027 12.906 121

Sumber: Tim Riset Bloomberg Technoz, Analyst Meeting–Annual Report

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau Bank BNI misalnya, sudah menutup permanen 2.735 unit ATM di sepanjang tahun 2023.

Saat ini, berdasarkan laporan tahunan perusahaan, Bank BNI hanya menyediakan jumlah ATM sebanyak 13.390 unit. Di sepanjang 2022 yang lalu, Bank BNI juga sudah mulai menutup resmi 260 unit ATM di Indonesia.

Jumlah ATM milik Bank BNI tercatat terus menyusut sejak 2019 hingga 2022. Kala itu, pada 2019 ada sebanyak 18.659 ATM yang aktif dipergunakan nasabah, selanjutnya pada 2020 hanya ada 18.230, pada 2021 kembali turun tajam jumlahnya menjadi tersisa hanya 16.385, dan pada 2022 jumlah ATM Bank BNI hanya ada 16.125 ATM.

Nasib yang sama juga dialami secara nyata oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), dan juga PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang juga menutup ratusan unit ATM fisiknya.

ATM Bank Mandiri susut dari sebanyak 13.027 unit ATM di Desember 2022 kemarin berdasarkan laporan tahunan perusahaan, menjadi hanya tersisa 12.906 unit ATM. Dengan demikian, ada 121 unit ATM Bank Mandiri yang resmi tutup.

Selanjutnya, pemangkasan jumlah unit ATM fisik Bank Mandiri yang tersedia sudah terjadi sejak 2019 hingga 2022. Padahal, pada 2019 ada sebanyak 18.291 ATM, pada 2020 menjadi hanya tersisa 13.217 ATM.

Penutupan terus berlangsung sampai dengan 2021 yang tersisa 13.087 ATM, sementara pada 2022 Bank Mandiri memiliki 13.027 unit ATM.

(ibn/dba)

No more pages