Investor kembali melirik emas yang berstatus aset aman (safe haven) akibat kembalinya kecemasan di pasar saham. Dalam surat kepada para pemegang saham, CEO JP Morgan Chase & Co Jamie Dimon memperingatkan bahwa dampak krisis perbankan yang memukul pasar bulan lalu akan dirasakan selama bertahun-tahun.
“Investor harus selalu waspada jika ada tanda tekanan di sektor perbankan. Kami memperkirakan pelaku pasar akan bertindak secara tidak proporsional dalam merespons berita negatif,” kata Gennady Goldberg, Senior US Rates Strategist di TD Securities.
Emas juga diuntungkan karena pelemahan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Pada pukul 08:52 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah 0,06% ke 101,526.
Dalam sepekan terakhir, indeks ini melemah 1,08%. Sedangkan selama sebulan ke belakang, penurunannya mencapai 2,71%.
Dolar AS dan emas memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS melemah, biasanya harga emas malah naik.
Ini karena emas adalah aset yang dihargai dalam dolar AS. Ketika dolar AS terdepresiasi, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas meningkat, harga pun terangkat.
(aji)