Logo Bloomberg Technoz

Bukan Cuma Fiskal, BI pun Punya 'Dosa' Atas Pelemahan Rupiah

Hidayat Setiaji
25 June 2024 12:40

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat hari ini. Namun bukan berarti rupiah sedang baik-baik saja.

Pada Selasa (25/6/20240 pukul 10:51 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 16.376,5. Rupiah terapresiasi 0,11% dibandingkan hari sebelumnya.

Namun sepanjang tahun ini (year-to-date), mata uang Tanah Air membukukan pelemahan 6,35%. Rupiah jadi yang terlemah di antara mata uang utama Asia.

USD/IDR (Sumber: Bloomberg)

Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter menyebut salah satu penyebab depresiasi rupiah adalah adanya persepsi atau pandangan terhadap arah kebijakan fiskal di bawah pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hal tersebut beberapa kali diungkapkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo.

“Ada persepsi, belum tentu benar lho, yaitu akan kesinambungan fiskal ke depan,” kata Perry dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Juni, pekan lalu.