“Saya pastikan itu salah satu kelemahan yang ada misalnya itu SDM,” kata Ardi, karena kriteria sumber daya haruslah memiliki pengalaman panjang di bidang sistem keamanan.
“Mengelola data itu kualitas SDM-nya nggak bisa yang sembarangan, itu harus yang punya jam terjang cukup, dan itu bisa dipertanggungjawabkan,” imbuh dia.
Meskipun banyak klaim dari Kominfo yang melakukan pengawasan tersebut menggunakan sistem artificial intelligence (AI), lanjut Ardi, sistem tersebut tetap membutuhkan manusia, karena AI juga kerap terjadi kesalahan sistem.
Pakar forensik digital Ruby Alamsyah juga salah satu pihak yang sedari awal mencurigai adanya serangan ransomware saat sistem imigrasi—yang mengambil data di PDNS melalui cloud—error pada Kamis (20/6/2024) pekan lalu.
Ruby beralasan bahwa dowtime telah terjadi lebih dari satu hari. “Dengan adanya kejadian down sistem imigrasi kemarin, membuktikan bahwa PDN masih punya kelemahan,” papar dia saat dihubungi Bloomberg Technoz, Selasa.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan dalam keterangan bersama BSSN, mengatakan, pihaknya masih menginvestigasi masalah ini.
Proyek pusat data sendiri kabarnya masih terus dipersiapkan dan siap beroperasi tahun ini. PDN menelan anggaran Rp2,7 triliun atau sekitar 164 juta euro dengan skema blended financing, terdiri atas bantuan pemerintah Prancis (85%) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) (15%).
(fik/wep)