Logo Bloomberg Technoz

Ransomware Serang Pusat Data Bukti Kelemahan Digital Pemerintah

Redaksi
25 June 2024 09:20

Ilustrasi sistem keamanan digital. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi sistem keamanan digital. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Praktisi keamanan digital tak habis pikir dengan mudahnya pusat data nasional (PDN) dibobol oleh grup peretas ransomware, hingga terkonfirmasi telah meminta tebusan sejumlah US$8 juta atau setara Rp128 miliar (asumsi Rp16.000/US$).

“PDN itu kan objek vital, digadang–gadang kan pusat penyimpanan, pengelolaan data nasional yang paling aman di dunia, katanya, ada yang bilang begitu,” ungkap Ardi Sutedja dari Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) saat dihubungi di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Ia kemudian mencurigai bagaimana cara atau prosedur kerja tim yang menjaga pusat data nasional, meski pemerintah mengklaim ini masih bersifat sementara (PDNS).

“Objek vital yang memang tingkat kehandalannya harus dijaga, termasuk keamanannya, nggak boleh ada gangguan, kalau sudah seperti itu, sekarang kita menghadapi gangguan yang kata pemerintah gangguan teknis itu juga kita patut curiga, karena apa?” kata Ardi.

Bedah Proyek PDN yang Kena Ransomware & Minta Tebusan US$8 Juta (Bloomberg Technoz/Arie Pratama)

Terlebih dalam server sementara itu tersimpan banyak data dari lebih dari 60 instansi atau lembaga pemerintah hasil integrasi. Klasifikasi terbaru dari Kementerian Kominfo, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Telkom Sigma selaku penyelenggara PDNS, memperlihatkan bahwa belum ada kesiapan dalam pengelolaan pusat data, khususnya di bidang sumber daya manusia.