Logo Bloomberg Technoz

Mengenal Sonic Bay, Proyek Baterai Nikel RI yang Dicampakkan BASF

Dovana Hasiana
25 June 2024 09:00

Kantor pusat BASF SE di tepi Sungai Rhine di Ludwigshafen, Jerman. (Alex Kraus/Bloomberg)
Kantor pusat BASF SE di tepi Sungai Rhine di Ludwigshafen, Jerman. (Alex Kraus/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - BASF SE berencana menghentikan proyek bersama Eramet SA untuk membangun smelter nikel-kobalt untuk bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.

Adapun, proyek BASF-Eramet yang dihentikan tersebut dikenal dengn nama Sonic Bay. Proyek ini digadang-gadang bakal  menghabiskan dana senilai US$2,6 miliar (sekitar Rp42,64 triliun asumsi kurs saat ini).

Sonic Bay sendiri merupakan pabrik pemurnian atau smelter nikel/kobalt berbasis high pressure acid leach (HPAL) yang menghasilkan bahan baku baterai EV berupa mixed hydroxide precipitates (MHP) dan dibangun di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara.

“BASF dan Eramet menyampaikan secara langsung minat investasinya kepada Bapak Presiden Joko Widodo untuk melakukan investasi di Maluku Utara dalam rangka pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik,” jelas Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam siaran pers tahun lalu.

Dominasi China dalam industri pemrosesan nikel dunia./dok. Bloomberg

Bahlil saat itu mengatakan pembangunan proyek ini akan memperhatikan lingkungan serta menggunakan energi hijau.