Logo Bloomberg Technoz

Para trader di pasar swap menaikkan taruhan penurunan bunga The Fed pada September sebesar 25 bps dengan probabilitas mencapai 61,1% naik dibanding kemarin 59% dan satu bulan lalu yang hanya 44,9%.

Probabilitas penurunan Fed fund rate pada November mencapai 50,8%. Sedang pada Desember, peluang penurunan kedua terbuka dengan probabilitas 45,9%.

Bursa Asia juga menguat di mana KOSPI dibuka kuat 0,17%, kemudian Nikke Jepang juga dibuka kuat 0,28%. Sebagian terungkit sentimen positif bursa saham di Wall Street yang semalam juga ditutup hijau.

Hari ini, pemerintah akan menggelar lelang rutin Surat Utang Negara dengan target Rp22 triliun dan maksimal Rp33 triliun. Pasar juga menanti rilis data indeks keyakinan konsumen AS. Dua pejabat The Fed juga dijadwalkan bicara hari ini atau dini hari nanti waktu Indonesia Barat.

Pada penutupan pasar kemarin, rupiah spot akhirnya  berhasil ditutup menguat di level Rp16.394/US$.

Rupiah keluar sebagai mata uang Asia dengan penguatan terbesar di antara mayoritas mata uang regional yang juga menguat terhadap dolar AS. Sementara kurs JISDOR Bank Indonesia ditutup di level lebih tinggi di Rp16.431/US$.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan hari ini dengan target kenaikan terdekat menuju Rp16.370-Rp16.340/US$. Level resistance selanjutnya lanjut menguat ke Rp16.300/US$ dengan berpotensi makin mendekati MA-50. 

Dalam jangka pendek, rupiah mulai membentuk tren pembalikan arah, meski masih membutuhkan konfirmasi lanjutan, juga ada di trendline channel yang berpotensi menuju Rp16.350/US$, tecermin dari time frame daily dan menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.

Apabila rupiah memberikan indikasi pelemahan, support terdekat dapat menuju Rp16.410/US$, sementara range gerak rupiah dalam support di antara Rp16.440-Rp16.480/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Selasa 25 Juni 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages