Logo Bloomberg Technoz

Trafik Penumpang Belum Pulih, Maskapai di RI Juga Digencet Rupiah

Pramesti Regita Cindy
25 June 2024 05:30

Suasana calon penumpang pesawat saat arus mudik di Terminal 3, Bandara Soetta, Sabtu (6/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Suasana calon penumpang pesawat saat arus mudik di Terminal 3, Bandara Soetta, Sabtu (6/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Maskapai penerbangan di Tanah Air masih dihadapkan pada sederet tantangan industri yang cukup signifikan, berbanding lurus dengan tingkat pemulihan trafik penumpang yang diklaim masih belum bisa menyamai capaian era prapandemi.

Analis independen industri penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan keterisian penumpang domestik maskapai penerbangan saat ini mencapai rata-rata 83% dari level prapandemi atau 2019.

"Maskapai sebenarnya sudah berusaha menambah jumlah penerbangan. Frekuensi penerbangan ditambah dengan pesawat yang layak terbang, tetapi tentu jumlah pesawat makin berkurang karena sudah masuk jadwal untuk pemeliharaan dan perbaikan di bengkel," ungkap Gatot, dikutip Selasa (25/6/2024).

Lebih lanjut, Gatot menekankan salah satu kendala terbesar industri penerbangan adalah biaya pemeliharaan yang besar serta harga suku cadang mahal, di tengah tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah spot akhirnya  berhasil ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin (24/6/2024) di level Rp16.394/US$, setelah dibuka menyentuh level terburuk di Rp16.470/US$.