Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah spot akhirnya berhasil ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini, Senin (24/6/2024) di level Rp16.394/US$.
Rupiah keluar sebagai mata uang Asia dengan penguatan terbesar hari ini di antara mayoritas mata uang regional yang juga menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah menguat bersama dengan dolar Singapura, rupee India, juga baht Thailand, ketika indeks dolar AS melemah sedikit ke 105,57, setelah pagi tadi hampir mendekati 106. Sedangkan sebagian lagi valuta Asia seperti won Korea, dolar Taiwan dan yuan Tiongkok masih melemah.
Penguatan rupiah hari ini, setelah sempat dibuka menyentuh level terburuk di Rp16.470/US$ pagi tadi, selain berkat sentimen regional, juga sepertinya terungkit oleh kepastian bahwa pemerintah mendatang di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto berkomitmen menjadi disiplin fiskal dengan rasio defisit APBN di bawah 3%.
Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) sebagian besar bergerak turun, cerminan kenaikan harga akibat aksi beli kembali berlangsung. Yield SBN 1Y turnu ke 6,76%, SBN 5Y juga turun ke 7,00%. Yield SBN 10Y bergerak makin turun ke 7,11%.
Namun, SBN tenor 2Y masih naik ke 6,87%, juga 30 yang naik ke 7,17%. Sedang di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke 6.889,16.
Senin pagi tadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga Anggota Satgas Sinkronisasi Thomas Djiwandono melakukan konferensi pers menyoal kondisi fundamental ekonomi RI dan RAPBN 2025.
Thomas Djiwandono yang saat ini dikenal sebagai Bendahara Partai Gerindra, membawahi sektor keuangan dalam Satgas Sinkronisasi yang dibentuk oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Dalam pernyataan di konferensi pers, Thomas menyatakan, Satgas Sinkronisasi dan pemerintah saat ini sudah memiliki kesepahaman dalam mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan program Prabowo-Gibran pada 2025 nanti.
"Kami juga sepemahaman pandangan bahwa program makanan bergizi harus dilakukan bertahap dengan perencanaan yang matang dan perbaikan setiap tahun sehingga bisa 100% secepat-cepatnya," jelas Thomas.
Lebih lanjut ia jelaskan, anggaran disiapkan sebesar Rp71 triliun adalah angka yang sangat baik. "Kami berkomitmen untuk melakukan program unggulan secara bertahap. Kuncinya bertahap tapi juga tentu dengan prinsip belanja yang berkualitas yang tentunya kita ingin capai target 100% secepat mungkin dengan prinsip bahwa postur fiskal menjadi prinsip utama," kata Thomas.
Thomas yang juga keponakan Prabowo itu juga menggarisbawahi bahwa kabar rencana Prabowo menaikkan rasio utang hingga 50% itu sesuatu yang tidak mungkin.
"Terkait rasio utang terhadap PDB yang mungkin pernah dikatakan sudah kami rencanakan di atas 50% dan sebagainya itu tidak mungkin," kata Thomas.
Thomas menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo berkomitmen memenuhi target-target yang direncanakan pemerintah dan telah disepakati oleh DPR RI dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025 nanti.
Defisit APBN 2025 juga akan dipertahankan di bawah 3% sesuai ketentuan Undang-Undang. Sri Mulyani, menyatakan, pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto memastikan akan berkomitmen menjaga defisit di bawah 3% sebagai bentuk kesinambungan disiplin fiskal.
(rui)