Pada 13 Desember 2023, 2 hari setelah pengumuman kolaborasi TikTok dan Tokopedia. Patrick membeli 56.180.000 saham seri A GOTO di harga Rp 89/saham dan merogoh kocek Rp 5 miliar.
Sebelumnya pada 28 Agustus 2023, dia memborong 62,92 juta saham GOTO dengan harga rata-rata Rp 90,22 per saham. Pada 16 Oktober 2023, Patrick membeli sebanyak 148,15 juta saham di harga Rp 67,5 per saham.
Saham GOTO mengalami tekanan jual sejak Rabu (19/6/2024), setelah libur panjang IdulAdha. Akibat tekanan jual tersebut, saham GOTO pertama kali ditutup pada level Rp50. Pada penutupan ada 21,79 juta lot atau setara dengan Rp108,98 miliar saham GOTO diobral pada harga 50.
Namun, aksi jual ini kemudian direspon dengan aksi beli senilai Rp185 miliar pada Kamis dan Rp405 miliar pada Jumat. Meski harga penutupan belum beranjak dari Rp50, namun JP Morgan Sekuritas Indonesia tercatat melakukan net buy 41,08 juta lot atau setara Rp205,4 miliar dalam 2 hari tersebut.
Belum diketahui siapa saja investor di balik JP Morgan yang melakukan aksi beli. Namun JP Morgan memang baru saja memasukan GOTO sebagai penghuni baru daftar saham pilihan di wilayah Asean untuk periode Juni 2024.
Dalam laporan ASEAN High-Conviction Picks, GOTO masuk ke dalam daftar itu pada Juni 2024. GOTO menggantikan emiten ritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang harus terdepak. JP Morgan juga mempertahankan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) dalam daftar tersebut.
Riset terbaru dari JP Morgan masih memberikan rating overweight (setara dengan buy atau beli) untuk saham GOTO dengan target harga Rp75.
"Kami memberikan peringkat overweight di GOTO, karena kami yakin kinerja harga saham yang buruk secara year to date memberikan titik masuk yang menarik. Kami menyukai prospek jangka panjang perusahaan sebagai proksi ekonomi digital terbesar di Indonesia, namun kami mengakui adanya risiko dari lingkungan suku bunga yang “lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama” saat ini," tulis riset JP Morgan.
(ibn/dba)