Pada saat yang sama, BI juga menggelar lelang Sertifikat Rupiah (SRBI) dua kali dalam sepekan dengan tawaran suku bunga tinggi melampaui tingkat bunga SBN di pasar saat ini.
Kepemilikan SBN yang sangat besar dan menjadi yang terbesar di antara kelompok 'investor' lain, membawa BI sebagai satu dari sedikit bank sentral yang memiliki surat utang negaranya sendiri di dunia. Selain BI, ada Bank of Japan yang juga menguasai obligasi yen di pasar sebanyak lebih dari 50%.
Rupiah mengalami pelemahan selama Juni ini dengan penurunan nilai 0,85% month-to-date, terburuk kedua di Asia setelah rupee Sri Lanka.
Secara tahunan, rupiah menjadi yang terburuk di Asia dengan pelemahan 8,43% menurut data yang dicatat oleh Bloomberg dari pasar spot. Kinerja setahun rupiah itu lebih buruk dibandingkan taka Bangladesh, dong Vietnam, won Korea Selatan juga peso Filipina.
Pada penutupan perdagangan pasar spot hari ini, rupiah akhirnya ditutup menguat pertama kali dalam tiga hari perdagangan terakhir dan setelah bertubi-tubi memecahkan rekor terlemah baru.
Rupiah spot ditutup di Rp16.394/US$, sedangkan rupiah JISDOR ditutup lebih kuat dibanding pekan lalu namun masih lebih rendah di Rp16.431/US$.
(rui)