Logo Bloomberg Technoz

Komitmen Rasio Utang Tak Sampai 50% Jadi Sinyal Positif Pasar

Sultan Ibnu Affan
24 June 2024 15:05

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/6/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/6/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan analis mempercayai pernyataan Anggota Satgas Sinkronisasi Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono, membawa dampak positif pada pasar saham dan pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS.

Sebab pelemahan rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi belakangan ini salah satunya disebabkan oleh isu rencana asumsi rasio utang hingga 50% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB), kata Sukarno Alatas, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas.

"Perkirakan untuk IHSG dan rupiah bakal direspons positif. Karena pelemahan rupiah dan indeks selama ini salah satu faktornya karena ada asumsi kenaikan utang signifikan tersebut, dan dikhawatirkan akan jadi beban pemerintah dan berdampak pada defisit anggaran dan defisit pembayaran neraca," kata Sukarno di Jakarta, Senin (24/6/2024).

Meski begitu, dia tak merinci angka perkiraan pergerakan IHSG ke depan usai  pernyataan Thomas yang membantah isu bakal menaikkan rasio utang Indonesia.

Hanya saja, lanjutnya, pernyataan tambahan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut perekonomian RI tetap resilien, akan berdampak pada nilai rupiah dalam jangka pendek.