Logo Bloomberg Technoz

Gelombang Pinjaman Macet di Paylater, Ini Alasannya


Ilustrasi Paylater. (By przemekklos via Envato)
Ilustrasi Paylater. (By przemekklos via Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sejak diperkenalkan pada 2018, produk buy now pay later atau beli sekarangbayar nanti, semakin berkembang di Indonesia. Berbeda dengan beberapa negara lain yang sering menyebutnya sebagai BNPL, di Indonesia, produk ini dikenal masyarakat sebagai paylater.

Masyarakat Indonesia pun sudah sangat familiar dengan produk-produk paylater seperti GoPayLater, SPayLater, Akulaku PayLater, Traveloka PayLater, dan masih banyak lagi.

Perkembangan pesat pemain paylater ini tak terlepas dari fleksibilitas penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti membayar transportasi online, jajan makanan, hingga belanja di marketplace. Pendaftaran paylater pun cukup mudah, hanya membutuhkan KTP, dan beberapa syarat lain akun paylater bisa dibuat dalam hitungan menit.

Tak heran jika produk ini tak hanya didominasi oleh pemain financial technology dan perusahaan pembiayaan, namun juga sudah mulai dikembangkan oleh perbankan, institusi yang dikenal memiliki aturan dan prosedur yang lebih ketat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Outstanding piutang paylater capai Rp6,13 triliun hingga akhir Maret 2024, meningkat 23,90% secara year on year. OJK memprediksi kinerja paylater diproyeksi akan tetap tumbuh seiring berkembangnya teknologi yang memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi belanja secara online.

Ilustrasi Generasi Muda Pengguna PayLater (Bloomberg Technoz)