Logo Bloomberg Technoz

Serta, tingginya risiko geopolitik, hingga masih tingginya suku bunga global dan imbal hasil US Treasury.

Jika dijumlahkan, maka pada bulan Juni (hingga tanggal 21), BI masih mencatat aliran modal asing ke pasar domestik sejumlah Rp22,67 triliun. Angka itu, tercatat lebih rendah jika dibandingkan capaian bulan Mei yang sebesar Rp82,30 triliun.

Dengan begitu Perry menyampaikan beberapa langkah yang akan ditempuh untuk menarik aliran modal masuk, termasuk memperbanyak volume lelang SRBI dan menaikan suku bunga SRBI.

Lebih lanjut, pihaknya akan terus memantau perkembangan faktor-faktor global dan domestik untuk mengambil langkah selanjutnya untuk meningkatkan aliran modal masuk ke pasar domestik.

“Pada RDG kemarin kami menakar apakah intervensi saja, kayaknya tidak cukup. Tapi perlu SRBI dinaikan, sehingga di Jumat kemarin kami lelangnya agak besar, suku bunganya juga tentu saja lebih tinggi itu supaya terjadi inflow Jumat kemarin,” ujarnya.

Pada pemberitaan sebelumnya, lelang SRBI terakhir pekan lalu, BI mengerek bunga lebih tinggi yakni dari sebesar 7,42% untuk tenor 12%, naik daripada tingkat bunga pada lelang sebelumnya 7,35% dan 7,33%.

Menurut Perry, BI mengerek bunga SRBI untuk menarik dana asing lebih besar agar rupiah terbantu.

Ia mengakui penerbitan SRBI mungkin akan memicu masalah dengan penerbitan Surat Berharga Negara terutama bila kelak pemerintah harus menerbitkan banyak SBN demi kebutuhan pembiayaan APBN.

Perry bilang, BI akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk memastikan penjualan SRBI tidak mengganggu penjualan surat utang negara.

"Jika pemerintah memerlukan penerbitan obligasi yang lebih besar di masa depan, kami pasti akan menurunkan penerbitan SRBI kami," kata dia.

(azr/lav)

No more pages