Tiga produk akhir Turnamen Putaran Final Piala Dunia U-20 Indonesia ialah produk hiburan venue, produk hiburan media, serta pariwisata dan gaya hidup.
Stimulus pengeluaran produk hiburan venue ialah tiket, transportasi, makanan-minuman, dan merchandise. Kemudian dijabarkan apa saja sektor terdampaknya yaitu sektor garmen & tekstil, alas kaki, perdagangan, restoran, agribisinis, transportasi, dan gaji pemain.
Kedua ialah stimulus pengeluaran produk hiburan media iklan televisi, iklan kompetisi, pay tv subscription, sponsor klub, dam makanan-minuman. Adapun yang menjadi sektor terdampak di antaranya ialah sektor komunikasi, informasi, elektronika, listrik, gaji pemain, hiburan, dan restoran.
Terakhir stimulus pengeluaran pariwisata dan gaya hidup meliputi jersey, official merchandise, traveling, dan perlengkapan olahraga. Keempatnya diperkirakan berdampak pada sejumlah sektor seperti garmen, tekstil, alas kaki, hiburan, jasa angkutan, dan restoran.
"Jika Piala Dunia U20 jadi digelar dengan aman, terdapat potensi tambahan perputaran uang di perekonomian Indonesia (output perekonomian) sebesar Rp 7,59 triliun. Dari perputaran uang tersebut, dapat tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp 3,95 triliun," lanjut rilis tersebut.
Selain itu, akan tercipta pula pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp 1,57 triliun, pendapatan pajak dan nonpajak pemerintah sebesar Rp 264 miliar dan kesempatan kerja untuk 44.019 orang (kemungkinan sebagian besar bersifat temporer).
LPEM FEB UI menyebutkan bahwa pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan uang selama mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Dari pengeluaran itu tercipta perputaran ekonomi sebesar Rp 1,52 triliun dan nilai tambah/PDB sebesar Rp 768 miliar.
Berdasarkan semua perhitungan tersebut di atas kemudian didapat angka terkait dengan kehilangan potensi manfaat ekonomi akibat batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Potensi nilai tambah ekonomi yang hilang tersebut setara dengan 0,016% PDB Indonesia pada 2022.
"Dengan demikian kehilangan potensi manfaat ekonomi akibat pembatalan ajang Piala Dunia U-20 diperkirakan sebesar Rp 6,08 triliun perputaran uang (output perekonomian) dan Rp 3,18 triliun nilai tambah ekonomi/PDB."
(ezr)