“Pas ditanya kepada mereka, apa yang hilang ? nggak ada yang hilang itu, bukan hilang karena tapi datanya sudah disalin harus diingat di setiap kegiatan peretasan itu pasti ada kegiatan terselubung yang kita tidak tahu,” terang dia.
Pratama Persadha, praktisi keamanan sistem sebelumnya juga menduga kuat adanya serangan siber di server PDN. Menurut Pratama gangguan selama berhari–hari, identik seperti kasus peretasan Bank Syariah Mandiri (BSI).
Jika server berhasil dikuasai peretas, justru makin berbahaya karena PDN PDN untuk menyimpan data masyarakat, terang Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber (CISSReC) ini.
“Saya 99% yakin ini peretasan dengan metode ransomware, terlalu lama recovery-nya kalau hanya masalah teknis,” papar Pratama.
Kominfo mengupdate perkembangan pemulihan server PDN, bahwa; pertama, sebagian layanan keimigrasian seperti paspor, visa, izin tinggal, dan perlintasan sudah mulai kembali beroperasi, kedua, sebagian layanan imigrasi melalui Autogate di Bandara Soekarno Hatta beroperasi secara bertahap, ketiga, pada layanan Autogate di bandara lain masih terus diupayakan pemulihannya.
PDN merupakan sistem penyimpanan dan pengolahan data terpusat yang kemudian digunakan oleh instansi pemerintah pusat dan daerah. Tercatat telah ada 43 kementerian lembaga, 9 Provinsi, 86 Kabupaten dan 24 Kota, yang menggunakan layanan Cloud PDN.
Kominfo mengonfirmasi bahwa gangguan server terjadi pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2. Menteri Kominfo Budi Arie memastikan terus melakukan pemulihan layanan. Hadirnya PDN sebagai upaya percepatan transformasi digital dan demi meningkatkan keamanan data digital pemerintah.
“Saat ini, terdapat lebih dari 27.000 situs website dan server pemerintah yang tersebar di berbagai daerah. Hal ini membuat keamanan data digital pemerintah menjadi rentan terhadap serangan siber,” jelasnya.
(fik/wep)