Logo Bloomberg Technoz

Dia pun memerintahkan agar jajaran pemerintah dan kepolisian juga menerbitkan notifikasi acara setidaknya dalam tempo 14 hari untuk beberapa syarat perizinan. Dengan demikian, penyelenggara memiliki cukup waktu untuk mempromosikan acaranya serta menjual tiketnya dengan baik.

“Kalau harinya kurang, sehari kurang, bisa ditambah lagi waktunya; bisa memungkinkan untuk melakukan itu, karena juga yang saya dengar sering mengajukan izin itu sepekan sebelumnya, dadakan seperti itu. Ya sulit sudah kalau seperti itu,” keluh Jokowi.

Dia juga mengaku sering menerima keluhan di mana perizinan acara sudah diterbitkan, tetapi pihak penyelenggara tiba-tiba membatalkan secara sepihak dan tanpa alasan yang jelas.

“Sudah puluhan izin saja bisa dibatalkan, saya enggak tahu kenapa? Alasannya karena keamanan, [padahal] keamanan ya itu tugasnya aparat kepolisian untuk menyelesaikan agar yang tadinya tidak aman menjadi aman,” tuturnya.

Untuk itu, dia berpendapat diluncurkannya platform perizinan acara secara daring dapat mengatasi isu-isu tersebut agar pengurusan ajang-ajang skala besar dapat lebih mudah dan memiliki kepastian sejauh jauh-jauh hari sebelum penyelenggaraan acara.  

“Sehingga betul-betul memotong inflasi [rantai perizinan] kita, sehingga munculnya adalah sebuah cost yang lebih murah dan lebih terbuka, serta transparan,” ucap Jokowi.

Hak Cipta

Selain masalah perizinan acara, dia mengungkapkan pekerjaan rumah (PR) yang akan segera dirampungkan pemerintah adalah persoalan regulasi hak cipta yang bisa berdampak pada seniman, pencipta lagu, dan sebagainya.

“Kalau event-nya banyak, tetapi tidak berdampak pada pencipta lagu, artisnya juga, ini juga kan tidak akan berdampak baik kepada seniman kita,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Negara juga mengakui industri pariwisata Indonesia masih tertinggal dari negara Asean lain; salah satunya dipicu oleh kurang kompetitifnya prosedur penyelenggaraan event skala internasional di Tanah Air.

“Kita tahu di Travel and Tourism Development Index, Indonesia naik peringkat dari peringkat ke-32 menjadi ke-22. Akan tetapi, kita masih tertinggal; kalah dengan, Malaysia dengan Singapura, dan Thailand, dan yang terakhir kita kalah juga dengan Vietnam. Meskipun naik, tetapi kita hanya di urutan ke-5 Asean.”

Jokowi berpendapat sebenarnya objek-objek pariwisata di Indonesia masih jauh lebih bagus dibandingkan dengan kompetitornya di negara lain di Asia Tenggara. Namun, hal itu rupanya tidak cukup mendongkrak daya saing industri turisme nasional.

Dia menyebut salah satu cara terbaik untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) adalah dengan menyelenggarakan pergelaran-pergelaran skala internasional, baik berupa konser, konferensi tingkat tinggi (KTT), pertemuan, dan acara olahraga. 

(wdh)

No more pages