"Yang berwarna kuning akan geser di daerah Sumatera Utara, kemudian di Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, di Pulau Seram, kemudian juga di Papua Barat dan Papua," imbuhnya.
BMKG kemudian memprediksi curah hujan saat arus balik sekitar tanggal 29 April hingga 5 Mei 2023. Lima wilayah akan diguyur hujan deras, yakni Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Pulau Seram, dan Papua.
Dwi menambahkan, BMKG sudah berkoordinasi dengan BNPB, BRIN, Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan untuk menyiapkan mitigasi bila terjadi bencana akibat cuaca ekstrem. Pemerintah daerah, lanjutnya, juga harus menggencarkan sosialisasi serta melakukan peringatan dini terhadap warganya agar tetap waspada.
Selain hujan deras, cuaca ekstrem lainnya yang harus diwaspadai ialah tingginya gelombang laut mencapai 2,5 meter (berwarna oranye). Hal itu diperkirakan akan terjadi selama arus mudik Lebaran 2023 khususnya pada 19-25 April mendatang.
"Prediksi lautan di April. Warna oranye, (tinggi gelombang) dapat 2,5 meter. Kuning juga perlu diwaspadai. Terutama di perairan barat Sumatera, selatan Jawa hingga Sumba, Samudra Hindia barat Sumatra dan Hindia Selatan Sumbar," ungkap Dwi.
"Di Merak, Bakauheni, biru muda tapi juga kuning. Kuning tinggi gelombang dapat 2 meter. Tapi kami terus monitor real time. Biasanya yang bahaya juga kecepatan dan arus. Semoga tidak ada gangguan iklim dan cuaca seperti Desember lalu," lanjutnya.
Lebih jauh ia mengatakan perairan laut Jawa terpantau aman karena gelombang tergolong rendah. Adapun gelombang di perairan Bali diprediksi rendah hingga sedang antara 1,5-2 meter.
Dwi justru meminta agar pasang surut di Tanjung Priok pada 22-24 24 April untuk diwapadai karena gelombangnya bisa mencapai 1 meter. "Perlu diwaspadai pasang surut Tanjung Priok 22-24 24 April. Banyuwangi 22 April pasang sampai 90 cm. Banten 22-25 April 30 cm. Di Tanjung Perak bisa 1 meter pada 20-25 April," ucap dia.
(ezr)