“Kita sudah lihat pada beberapa kasus sebelumnya. Jadi, tidak serta merta dengan munculnya laba ini tiba-tiba investor mau melirik garuda,” jelasnya.
Meskipun demikian, Roger menilai dari sisi bisnis GIAA mencatatkan perkembangan. Hal ini dipicu mobilitas masyarakat yang kembali normal pasca pencabutan kebijakan PPKM.
Menurutnya, Garuda Indonesia masih memiliki prospek yang bagus namun perlu perbaikan dari sisi laporan keuangan karena ekuitas yang masih minus.
“Dari sektor transportasi memang kurang diuntungkan sejak pandemi, terutama Garuda. Sekarang mobilitasnya sudah lebih baik dibanding pandemi kemarin. Jadi, wajar kalau ke depan laporan keuangan Garuda bisa lebih baik,” tambahnya.
Di sisi lain, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengungkapkan pergerakan saham GIAA masih berada dalam fase downtrend. GIAA tertahan oleh MA20 sebagai area resistance dinamisnya.
Menurutnya, pergerakan saham GIAA semenjak awal Ramadhan pun menunjukkan volume tidak begitu besar dibandingkan pergerakan dari awal tahun 2023 hingga awal Maret 2023.
Herditya memperkirakan posisi GIAA berpeluang menguat dalam jangka pendek. Ini terlihat dari pergerakan Stochastic yang mulai golden cross dan histogram MACD yang berada di area positif.
“Namun demikian, tetap cermati 73 sebagai area support dan 83 sebagai resistance-nya, apabila GIAA mampu break resistance maka akan mengarah ke 89-94,” kata Herditya pada Bloomberg Technoz pada Senin (3/4/2024).
(tar/wep)