Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah melakukan pelunasan awal sebagian obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2020 seri A melalui opsi beli atau call auction senilai Rp50 miliar. Pada awal perdagangan saham di BEI, Senin (24/6/2025) pagi, saham perseroan terpantau naik 2,33%.
Pada awal sesi saham WIKA sempat berada di level Rp77/saham, lebih kecil dari posisi pekan lalu Rp86/saham namun berangsur rebound 2 poin (2,33%) ke level Rp88/saham. Aktivitas perdagangan WIKA mencapai 4,64 juta saham senilai Rp406,59 juta.
Berdasarkan keterbukaan informasinya, pelunasan tersebut dibayarkan melalui agen pembayaran bersamaan dengan pembayaran kupon obligasi I tahap I ke-14. Pelunasan dilakukan pada 19 Juni 2024.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan, dengan dilakukan pelunasan awal sebagian obligasi tahap I seri A tersebut, maka nilai pokok obligasi berkelanjutan I WIKA tahap I 2020 seri A menjadi Rp281 miliar sampai jatuh tempo pada 18 Desember 2025.
Sepanjang kuartal I 2024, WIKA masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,14 triliun. Rugi tersebut membengkak 117% dibandingkan periode sebelumnya yang hanya Rp521,2 miliar.
Pendapatan bersih perseroan yang juga susut 18,75% menjadi Rp3,53 triliun dari sebelumnya, Rp4,34 triliun. Susutnya pendapatan itu juga lantaran pendapatan dari segmen infrastruktur dan gedung, yang menyumbang porsi paling besar turun menjadi Rp1,53 triliun dari sebelumnya, Rp2,37 triliun.
Meski begitu, pada April 2024 lalu, WIKA telah mengantongi kontrak baru senilai total Rp5,5 triliun. Kontribusi terbesar raihan kontrak perseroan berasal dari segmen industri sebesar 41,71%, disusul dari segmen infrastruktur dan gedung, EPCC, properti dan investasi.
Sementara dari sisi pemberi kerja, sebagian besar proyek yang diraih oleh WIKA berasal dari BUMN dan Pemerintah, dengan skema pembayaran progres bulanan, tegas Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito dalam keteranganya, baru-baru ini.
(wep)