Logo Bloomberg Technoz

Dalam kaitan itu, Bank Indonesia memang telah melakukan beberapa intervensi yang relatif efektif sehingga rupiah mengalami sedikit penguatan. Namun, penguatan rupiah belum melampaui ambang batas psikologi atau psychology threshold yang berada di level Rp16.000/US$.

“Artinya akan ada pembengkakan pembelian impor dengan cost nilai tukar lebih mahal,” ujarnya.

Saat ini, kata Yayan, posisi Indonesia diuntungkan karena harga minyak mentah dunia pada OPEC basket –yang merupakan harga impor Indonesia– pada bulan ini tidak setinggi September 2023 yang menyentuh US$94,6/barel.

Yayan mengatakan, harga minyak OPEC basket saat ini yaitu sebesar US$81,4/barel, relatif lebih rendah dibandingkan dengan April 2024 yang mencapai US$89/barel. “Artinya, masih agak tertolong dengan harga minyak impor yang turun.”

Penurunan harga OPEC basket didukung oleh kondisi global bulan ini juga relatif stabil dibandingkan dengan sebelumnya, yang diharapkan bakal bertahan sampai akhir Agustus. Terlebih, AS pada awal Juni baru saja mengeluarkan pasokan minyak sebanyak 3 juta barel untuk menghadapi musim panas.

Namun, saat ini harga rujukan bahan bakar minyak (BBM) berupa Mean of Plats Singapore (MOPS) telah mengalami kenaikan karena adanya masalah dalam pasokan akibat perang.

Hal ini juga tecermin melalui Baltic Dry Index Juni yang mulai bergerak di atas rata-rata, jika dibandingkan dengan kondisi Mei 2024, April 2024 di mana biaya transportasi mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Di sisi lain, penguatan dolar diproyeksikan tetap bakal terjadi hingga akhir tahun. Yayan mengutip proyeksi harga minyak dalam US Short Term Energy Outlook yang menyatakan minyak akan berada di level US$84/barel untuk 2024 dan US$85 pada 2025.  

“Artinya, kebijakan energi AS akan tetap fokus menjaga stabilitas harga domestik untuk mengendalikan inflasi dengan tetap menjaga kinerja ekonomi sektor real dan kemungkinan harga dolar akan semakin menguat ke rupiah hingga akhir tahun, apalagi sedang ada tahun Pemilu di AS,” ujarnya.

Sekadar catatan, pagi ini rupiah dibuka makin melemah di level Rp16.470/US$. Setelah itu, rupiah mengurangi penurunan dengan tertahan di Rp16.453/US$ pada pukul 09:15 WIB.

Rupiah terlihat masih tertekan sentimen domestik yang sudah berlangsung lebih dari sepekan terakhir terkait dengan prospek kebijakan fiskal Indonesia di bawah pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Rupiah melemah juga akibat tekanan sentimen regional terkait arah kebijakan Bank of Japan (BoJ) manakala yen Jepang sudah makin lemah ke 160 per dolar AS.

(dov/wdh)

No more pages