"Kami menduga, intervensi BOJ berikutnya kemungkinan akan terjadi setelah USD/JPY memicu pesanan beli yang bertengger di atas level tertinggi akhir April sekitar 160,20," tulis Tony Sycamore, analis pasar di IG Australia. Dia mengatakan penurunan yen terhadap dolar pekan lalu didorong oleh data indeks manajer pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) AS yang lebih kuat dari perkiraan dan keengganan BOJ untuk memberikan rencana terperinci seputar pengurangan pembelian obligasi.
BOJ dapat melakukan pengurangan pembelian obligasi yang lebih besar setelah memeriksa pandangan pelaku pasar, kata salah satu anggota dewan kebijakan pada pertemuan bulan ini, menurut ringkasan opini yang dikeluarkan pada Senin. Seorang anggota mengatakan BOJ perlu mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap pelonggaran moneter karena ada risiko kenaikan inflasi.
Otoritas global saling berhubungan setiap hari pada berbagai masalah termasuk mata uang, kata Kanda. Pasar memperhatikan tingkat mata uang dan ada rasa kehati-hatian yang kuat tentang intervensi valuta asing, kata pejabat Jepang itu.
Kanda mengatakan rekan-rekannya di Washington tidak memiliki masalah dengan intervensi Jepang. "Yang terpenting bagi mereka adalah transparansi," katanya.
Kanda mengatakan keputusan AS untuk menambahkan Jepang ke daftar pemantauan mata uangnya tidak berdampak pada strategi mata uang Jepang.
(bbn)