Logo Bloomberg Technoz

Pekan ini juga akan ada data penting yang ditunggu-tunggu pelaku pasar dan para pengambil keputusan Federal Reserve, yaitu indeks inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) pada 28 Juni nanti. Sebelumnya, Amerika akan melansir data pertumbuhan ekonomi kuartal 1-2024 yang disetahunkan, juga data konsumsi pribadi serta penjualan rumah baru dan pengajuan KPR.

Data-data itu akan memberikan petunjuk lebih terang tentang prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve di sisa tahun ini.

Dari dalam negeri, para pelaku pasar pagi ini akan menanti konferensi pers terkait kondisi fundamental ekonomi terkini dan rencana APBN 2025. Dalam undangan yang diterima oleh Bloomberg Technoz, konferensi pers itu akan menghadirkan tiga narasumber yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Thomas Djiwandono. 

Prabowo Subianto di acara Qatar Economic Forum, dalam sesi wawancara dengan Haslinda Amin dari Bloomberg TV (Christopher Pike/Bloomberg)

Konferensi pers kemungkinan akan membahas tentang isu yang menggelisahkan pasar lebih dari sepekan terakhir yakni tentang prospek fiskal Indonesia di bawah pemerintahan baru mulai Oktober nanti. Kekhawatiran terkait outlook fiskal itu telah menjatuhkan nilai rupiah dan harga obligasi negara beberapa waktu ini.

Rupiah pada pekan lalu mencatat kinerja yang semakin buruk, ditutup di Rp16.450/US$, secara mingguan kehilangan nilai 0,3% point-to-point dengan posisi penutupan pekan sebelumnya dan menjadi valuta terburuk di Asia selama Juni ini (month-to-date).

Penjelasan yang datang dari tim ekonomi Prabowo mungkin akan membuat pasar sedikit tenang bila arah kebijakan tidak membuat para investor meragu tentang sustainabilitas fiskal Indonesia mendatang.

Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu saat rupiah 'terbanting' semakin lemah, Bank Indonesia menilai tim ekonomi Prabowo perlu lebih intensif mengkomunikasikan arah kebijakan fiskal agar pasar tidak gelisah.

Direktur Eksekutir Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia menyatakan, tim ekonomi Prabowo Subianto perlu lebih intensif mengkomunikasikan lagi dengan pasar.

"Dalam kondisi seperti tersebut, memang diperlukan komunikasi yang lebih intensif lagi dari tim Pak Prabowo [Subianto] utamanya kepada pelaku pasar khususnya investor asing,” ujar Edi kepada Bloomberg Technoz, Jumat (21/6/2024).

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah dengan koreksi terbatas di antara area Rp16.455-Rp16.470/US$, support terkuat di Rp16.500/US$.

Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada level Rp16.400/US$. Target penguatan optimis lanjutan untuk dapat menguat ke level Rp16.340/US$.

Selama nilai rupiah bertengger di atas Rp16.430/US$, maka masih ada potensi pelemahan lebih lanjut. Namun sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga di bawah Rp16.400/US$ dalam tren jangka menengah (Mid-term) maka nilai rupiah berpotensi terus menguat hingga menuju Rp16.300/US$, meski peluang tersebut kian terbatas.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 24 Juni 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages