Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belakangan ini kian terpuruk. Pada penutupan perdagangan Jumat lalu, rupiah ditutup di level Rp16.450/US$, melemah 0,12% dibanding hari sebelumnya. Secara mingguan kurs rupiah melemah 0,3% point-to-point dengan posisi penutupan pekan lalu.
Jika membandingkan dengan mata uang negara Asia lain, pelemahan rupiah menjadi yang terdalam ketiga di kawasan setelah won Korea yang melemah 0,25%, lalu dolar Taiwan 0,13%. Di belakang rupiah, peso Filipina melemah 0,1%.
Sejalan dengan itu, sejumlah raksasa perbankan Tanah Air juga turut mengerek harga kurs dolar AS hingga mencapai 16.600/US$.
Seperti PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, misalnya, perbankan swasta terbesar di Tanah Air per Jumat (21/6/2024) kemarin memasang kurs jual dolar AS --yang menjadi patokan bila nasabah membeli valuta asing (valas) sebesar Rp16.610/US$, berdasarkan laman resminya.
Tak berbeda jauh dengan BCA, perbankan pelat merah PT Bank Mandiri Tbk Bank Mandiri saat ini juga menbanderol kurs jual dolar sebesar Rp16.600/US$.
Sementara itu, perbankan pelat merah lain seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk atau Bank BNI dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank BRI) masing-masing memasang kurs jual sebesar Rp16.550/US$ dan Rp16.540/US$.
Lalu, Bank OCBC Indonesia juga tercacat mematok harga sebesar Rp16.620/US$. Bank HSBC Indonesia tercatat menjadi bank dengan harga jual terbesar yakni mencapai Rp16.695/US$. Namun, Bank CIMB Niaga tercatat mematok harga jual sedikit lebih murah yakni sebesar Rp16.465/US$.
Berikut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di sejumlah bank Tanah Air:
- BCA : Rp16.610
- Bank Mandiri : Rp16.600
- BRI : Rp16.540
- BNI : Rp16.550
- CIMB Niaga : Rp16.465
- HSBC Indonesia : Rp16.695
- OCBC Indonesia : Rp16.620
(ibn/lav)