Beberapa negara lain memiliki pedoman yang lebih jelas. Di Tiongkok, misalnya, pengusaha diwajibkan untuk melatih pekerjanya mengenai penyakit yang berhubungan dengan panas dan menyediakan tempat istirahat, minuman dingin gratis, dan AC di dalam ruangan.
Jam dan intensitas kerja harus dikurangi atau ditangguhkan pada hari-hari panas, dan tempat kerja yang tidak dapat menjaga suhu di bawah 95°F di luar ruangan dan 91,4°F di dalam ruangan harus membayar Subsidi Suhu Tinggi kepada pekerjanya yang berkisar antara $1,24 hingga $30,90 per hari.
Kehilangan tenaga kerja terbesar akibat cuaca panas terjadi di industri luar ruangan seperti konstruksi, pertambangan dan pertanian, menurut Federal Reserve Bank of San Francisco. Pada tahun 2200, para peneliti memperkirakan hilangnya tenaga kerja yang disebabkan oleh panas akan mengurangi stok modal AS, yang merupakan ukuran akumulasi investasi, sebesar 5,4%, dan konsumsi sebesar 1,8%. Di tempat kerja dengan AC terbatas, termasuk restoran dan gudang, keselamatan dan produktivitas juga akan terkena dampaknya.
Pekerja kerah putih, yang kemungkinan besar memiliki kantor ber-AC, tidak sepenuhnya terhindar dari dampak panas ekstrem. Hal ini sebagian karena panas mempengaruhi kinerja kognitif. Proses pendinginan tubuh menghabiskan energi yang biasanya digunakan untuk fungsi otak yang kompleks, kata Clayton Page Aldern, ahli saraf dan penulis The Weight of Nature: How a Changing Climate Affects Our Brains .
“Apa yang kita lihat hilang dalam kasus seperti itu? Ini adalah fungsi kontrol eksekutif yang terasah dan jaringan perhatian tingkat tinggi – hal-hal yang terjadi di area paling baru yang berkembang di otak,” kata Aldern.
“Hal-hal yang mendefinisikan manusia sebagai manusia adalah hal pertama yang akan terjadi,"tambahnya.
Cuaca panas juga bisa mengganggu kesehatan kognisi seperti peradangan pada jaringan otak dan melemahkan koneksi jaringan saraf, serta mengganggu tidur.
Meskipun AC dapat menyelamatkan orang dari kekurangan ini, Aldern mengatakan paparan panas di malam hari dan dalam perjalanan ke tempat kerja masih dapat menimbulkan efek kognitif yang berkepanjangan.
(bbn)