Sekadar catatan, pada akhir 2022 produksi garam dalam negeri merosot akibat gagal panen yang disebabkan cuaca ekstrem di musim penghujan. Kondisi itu menyebabkan harga garam naik hingga 50%.
“Garam konsumsi tidak ada impor kecuali untuk industri,” tegasnya.
Zulhas beranggapan kenaikan harga garam yang terjadi di dalam negeri belakangan ini tidak akan berlangsung lama. Sebab, Kementerian Perdagangan sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk di antaranya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Garam (Persero).
Dalam kunjungan Zulhas ke Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (3/4/2023), seorang pedagang mengeluhkan tingginya harga garam. Menanggapi keluhan tersebut, Zulhas mengaku akan melakukan pengecekan untuk mencari tahu sumber permasalahannya.
“Nanti saya cek. Di mana masalahnya. Konsumsi kan enggak ada yang impor," ujarnya.
(rez/wdh)