Logo Bloomberg Technoz

Reaksi Pasar Usai BI Remehkan Risiko Fiskal

Redaksi
22 June 2024 17:00

Logo Bank Indonesia.
Logo Bank Indonesia.

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) seolah tak bergeming meski rupiah terus melemah belakangan ini. Dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur yang berakhir Kamis (20/6/2024), BI memutuskan menahan bunga acuan di 6,25%, sesuai ekspektasi mayoritas ekonom.

Namun, reaksi pasar setelah itu menunjukkan kekecewaan. Rupiah melemah hingga ditutup di level rekor terlemah baru Rp16.430/US$ pada Kamis sore.

Investor asing juga terlihat kecewa terlihat dari pergerakan rupiah di pasar offshore di mana kontrak forward NDF rupiah memecahkan rekor terlemah baru di semua tenor. NDF rupiah 1 bulan bahkan ditutup di Rp16.507/US$ pada Jumat dini hari di pasar New York.

Pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Kamis itu, dengan menyebut rupiah berpotensi menguat di masa mendatang di bawah Rp16.000/US$ didukung fundamental ekonomi RI yang kuat, dinilai meremehkan risiko fiskal dan pelebaran defisit transaksi berjalan yang berisiko makin menyeret rupiah ke depan.

"Akibatnya, rupiah spot terdepresiasi 0,4% dan di pasar forward melemah 0,6% ke Rp16.507/US$. Investor asing menilai BI menganggap enteng risiko fiskal dan pelebaran defisit transaksi berjalan yang bisa melemahkan rupiah," kata tim riset Mega Capital Sekuritas dalam catatannya, Jumat pagi (21/6/2024).