Bloomberg Technoz, Bandung - Bisnis multifinance yang focus pada kendaraan mengalami tantangan besar pada Semester I-2024, akibat pelambatan penjualan kendaraan hingga kenaikan suku bunga perbankan.
Agus Suprayitno, Presiden Direktur Toyota Astra Financial Services (TAF) mengatakan ada tiga tantangan yang dihadapi multifinance pembiayaan roda empat pada semester I-2024. Pertama penjualan otomotif secara ritel pada semester I-2024 masih turun 11%.
"Kedua adalah kenaikan NPF (net performing financing/NPF) jadi kualitas dari customer ada penurunan," ujarnya, dalam media gathering Astra Financial di Bandung, hari ini.
Ada pun yang ketiga, multifinance saat ini kesulitan untuk mencari sumber pendanaan yang agak murah. "Industri otomotif sedang turun sehingga kami sekarang mencari growth di pembiayaan multiguna," ujarnya.
TAF merupakan salah satu anak usaha Astra International dalam bidang pembiayaan kendaraan roda empat, khususnya merk Toyota, Daihatsu dan Lexus. Meski industri otomotif melambat, TAF tetap mencatatkan kenaikan asset menjadi Rp36,3 triliun pada akhir kuartal I-2024, dibandinkan 2023 yang teratat Rp34,7 triliun.
Namun, ada kenaikan tipis NPF TAF pada periode yang sama, yakni menjadi 0,5% dar sebelumnya 0,48%.
Kondisi yang relatif sama dialami oleh PT Astra Sedaya Finance, yang merupakan sister company dari TAF. Multifinance yang dikenal dengan brand Astra Credit Companies (ACC) ini mencatatkan penurunan penyaluran pembiayaan 1,52% menjadi Rp10,49 triliun pada kuartal I-2024.
Namun, laba bersih ACC masih tumbuh meski tipis, yakni 1% menjadi Rp505 miliar pada periode yang sama. "Secara industri roda empat tidak sebaik roda dua, lebih challenging karena penurunan yang dialami industri mobil lebih dalam dibandingkan roda dua," kata CEO ACC Hendry Christian Wong yang saat ini masih menjalani proses fit and proper test di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi Presiden Direktur.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil secara wholesale (pabrikan ke dealer) pada periode Januari-Mei 2024 mencapai 334.969 unit, turun 21% dari setahun sebelumnya 423.771 unit.
Secara ritel (dealer ke konsumen), penjualan pada periode Januari-Mei 2024 juga masih terkoreksi sekitar 14,4% menjadi 361.698 unit dibandingkan periode sama tahun 2023 yang mencapai 422.514 unit.
(red/frg)