Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melaju di zona hijau hingga penutupan perdagangan Sesi II dengan kenaikan yang penuh percaya diri. Padahal Bursa Saham Asia sedang merah ‘membara’.

Pada Jumat (21/6/2024), IHSG menutup Sesi II di posisi 6.879,97. Menguat 60,65 poin dan 0,89% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Penutupan IHSG Sesi II pada Jumat 21 Juni 2024 (Bloomberg)

Posisi tertinggi IHSG hari ini berhasil menyentuh 6.945,83, sedangkan terendah sempat di 6.823,06. Volume perdagangan sepanjang hari melibatkan 22,9 miliar saham. Dengan nilai perdagangan mencapai Rp18,44 triliun.

Sedangkan indeks LQ45 menetap di posisi 867,19. Bertambah 1,45%.

Sejumlah saham-saham Big Caps terpantau ramai ditransaksikan di sepanjang hari. Nilai transaksi tertinggi terjadi di saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), mencapai Rp3,56 triliun. Disusul oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp2,39 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp1,61 triliun, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp1,16 triliun.

Sektoral saham infrastruktur, saham keuangan, dan saham transportasi jadi yang tertinggi kenaikannya pada hari ini, menguat mencapai 2,83%, 1,77%, dan 1,72% secara masing-masing. Disusul oleh saham kesehatan yang meningkat 1,40%.

Sejumlah saham yang menguat tajam dan menjadi top gainers, antara lain PT Ladangbaja Murni Tbk (LABA) yang melonjak 34,8%, PT Pam Mineral Tbk (NICL) yang melesat 31,5%, dan PT Bundamedik Tbk (BMHS) yang melejit 16,4%.

Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers, di antaranya PT Pulau Subur Tbk (PTPS) yang anjlok 34,1%, PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) yang jatuh 18,7%, dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang ambruk 14,75%.

Sementara indeks saham utama Asia kompak menapaki jalur merah, yang berseberangan dengan laju IHSG. Pada pukul 17.00 WIB, PSEI (Filipina), Hang Seng (Hong Kong), KOSPI (Korea Selatan), TW Weighted Index (Taiwan), SENSEX (India), Shanghai Composite (China), Indeks CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), Nikkei 225 (Tokyo), Shenzhen Comp (China), dan TOPIX (Jepang), yang terpangkas masing-masing 2,93%, 1,67%, 0,83%, 0,63%, 0,39%, 0,24%, 0,22%, 0,15%, 0,09%, 0,09%, dan 0,03%.

Selaras dengan IHSG, ada sejumlah indeks yang berhasil menguat, dipimpin oleh IHSG (Indonesia) yang terbang 0,89%, SETI (Thailand) menguat 0,63%, dan Straits Times (Singapura) dengan kenaikan 0,18%.

Bursa Saham Asia tersengat dengan mayoritas pelemahan yang terjadi di Bursa Saham Amerika Serikat. Dini hari tadi waktu Indonesia, dua indeks utama di Wall Street kompak ditutup di zona merah. Nasdaq Composite dan S&P 500 melemah mencapai 0,79% dan 0,25%. Sedangkan, Dow Jones Industrial Average masih mampu menguat 0,77%.

Adapun indeks regional tertekan imbas pernyataan bernada agak Hawkish dari Gubernur Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari yang melontarkan pernyataan terbarunya, di mana The Fed akan mengembalikan inflasi ke target 2%, akan tetapi kemungkinan itu membutuhkan waktu satu atau dua tahun.

Dollar Index DXY (Bloomberg)

Sementara Gubernur Federal Reserve Bank of Chicago Austan Goolsbee menyatakan The Fed bisa menurunkan suku bunga jika inflasi terus menurun seperti bulan lalu. Di bagian lain, Gubernur Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin bilang, ia membutuhkan kejelasan lebih lanjut arah inflasi sebelum memangkas suku bunga.

Kesemua lanskap itu kurang menguntungkan bagi aset-aset di emerging market, termasuk negara-negara di kawasan. Adapun Indeks Dolar AS sore ini masih melanjutkan tren kenaikan ke 105,74, menjadikan penguatan the greenback seminggu ini mencapai 0,18%.

(fad)

No more pages