Logo Bloomberg Technoz

Apjapi Ungkap Industri Penerbangan RI Saat Ini ‘Berdarah-Darah’

Pramesti Regita Cindy
21 June 2024 17:00

Suasana calon penumpang pesawat saat arus mudik di Terminal 3, Bandara Soetta, Sabtu (6/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Suasana calon penumpang pesawat saat arus mudik di Terminal 3, Bandara Soetta, Sabtu (6/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengamat Penerbangan Indonesia (Apjapi) Alvin Lie menerangkan bahwa kinerja industri penerangan Indonesia tengah dalam tahap kritis.

Menurutnya, industri ini mengalami kesulitan besar akibat nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan kebijakan tarif batas atas (TBA) yang belum diperbarui sejak 2019. 

"Industri penerbangan saat ini berdarah-darah. Nilai rupiahnya nyungsep di atas Rp16.400 per dolar, padahal biaya operasi penerbangan ini mayoritas berbasis dolar," jelasnya saat dihubungi, Jumat (21/6/2024).

Terlebih, lanjut Alvin, hampir semua biaya operasional maskapai penerbangan, seperti sewa pesawat, perawatan, suku cadang, dan asuransi, dibayar dalam mata uang dolar.

Sementara itu, maskapai yang hanya melayani penerbangan domestik memperoleh penghasilan dalam rupiah, dan harga tiketnya tidak boleh naik sejak 2019. 

Pesawat Wings Air yang dioperasikan PT Wings Air Abadi Airlines, salah satu unit Lion Air Group, i landasan Bandara Soetta./Bloomberg-Dimas Ardian