Pada era transisi energi, permintaan tembaga juga makin meningkat untuk energi angin (wind power) yang mencapai 1,5 juta ton per megawatt (MW), panel surya mencapai 4 ton per MW, serta kebutuhan tembaga untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang meningkat 4 kali lipat dibandingkan dengan untuk kendaraan konvensional.
"Saat yang tepat sekali kita kemudian melakukan downstreaming dan menyelesaikan proses penghiliran itu dan proses smelter kita [di Manyar] Juni ini sudah commission sudah selesai, sudah bisa mulai beroperasi," ujarnya.
Dalam kaitan itu, Tony membuka peluang perseroan bakal melakukan peresmian smelter katoda tembaga baru yang dibangun di Manyar, Gresik, Jawa Timur pada pekan depan.
Tony mengatakan peresmian bisa dilakukan karena peralatan yang digunakan untuk mendukung operasional smelter di Manyar tersebut juga sudah siap beroperasi, mulai dari load shift, loader conveyor belt, silver burner desalination plant, dan oxygen plant.
"Tinggal mungkin beberapa hari ke depan kita akan turn on furnace, heat up the furnace, dan semuanya sudah terhubung jadi siap beroperasi," ujar Tony.
Mengutip data Badan Geologi Amerika Serikat (AS), Tony memaparkan, China merupakan produsen katoda tembaga terbesar di dunia pada 2023 dengan volume mencapai 12 juta ton.
"China itu sebagian besar konsentrat-nya dari luar, tetapi diolah [smelt] di China," ujarnya.
Daftar Produsen Katoda Tembaga Terbesar di Dunia 2023:
- China: 12 juta ton
- Cile: 2 jua ton
- Kongo: 1,9 juta ton
- Jepang: 1,5 juta ton
- Rusia: 1 juta ton
(dov/wdh)