Logo Bloomberg Technoz

Airlangga Bicara Soal Pelemahan Rupiah Karena Isu Fiskal

Azura Yumna Ramadani Purnama
21 June 2024 14:50

Menko Perekonomian & Ketua Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) Airlangga Hartarto saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024. (Youtube Setpres)
Menko Perekonomian & Ketua Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) Airlangga Hartarto saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024. (Youtube Setpres)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang salah satunya dipengaruhi sentimen kebijakan fiskal ke depan tidak perlu dikhawatirkan. Alasannya, defisit anggaran Indonesia saat ini masih di bawah 3%.

Menurutnya, justru negara-negara di kawasan Eropa yang telah mendapatkan alarm peringatan dari otoritas moneter Eropa (ECB) karena defisit anggaran sudah menyentuh 5%-7% melampaui threshold 3%.

“Alarmnya bunyinya di Eropa, bukan di Indonesia, Indonesia masih dibawah 3%. Jadi tenang-tenang saja ,” kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jumat (21/6/2024).

“Coba tanya ke Menkeu (Menteri Keuangan) Jerman, Italia, dan yang lain. Sudah dapat dia peringatan dari EU central bank bahwa negara-negara EU harus ikut seperti negara-negara ASEAN.”

Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Airlangga menuturkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan atas kebijakan fiskal Indonesia ke depan. Batas defisit anggaran Indonesia pada tahun depan akan tetap di bawah batas 3%, sesuai dengan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang tengah dilakukan di DPR.